Aku Gak Bisa Terima

27. May 2009 Cerita Fiksi 9

“Aku gak bisa terima! Ini pasti ulah dia!” Marno bersungut-sungut tak karuan di meja barunya.

Memang tidak ada seorang pun yang ada di ruangan itu tetapi jelas sekali terlihat kegelisahan di wajahnya. Wajah yang memendam marah sekaligus benci kepada seseorang.

Hari itu, seperti biasa Marno datang siang hari. Dia langsung berjalan menuju ke mejanya, namun di sana tak ditemukannya berkas-berkas kerjanya. Wajahnya berubah merah padam setelah tahu ternyata meja kerjanya sudah berpindah tempat.

Di ruangan yang kosong, karena saat itu sedang waktu istirahat, Marno mengumpat di depan meja barunya. “Oke, aku bakal bikin perhitungan dengannya”, batinnya penuh kesal.

“Aku gak terima kenapa mejaku dipindah! Ini pasti ulah Saiful yang menyuruh agar aku dipindah kan?”, protes Marno kepada manajernya, Bu Ningsih.

Bu Ningsih, manajer yang masih muda ini kaget tiba-tiba mendapat ‘serangan mendadak’ dari Marno. “Kenapa No? Kok tiba-tiba kamu marah kayak gini. Jelasin dulu masalahmu kok ada nama Saiful juga”, ujar bu Ningsih sedikit bingung.

Bu Ningsih manggut-manggut setelah mendengar penjelasan dari Marno perihal kemarahannya. Tak beberapa lama, dia mengajak Marno berbicara lebih lanjut di ruang perpustakaan kantor, karena saat itu karyawan lainnya sudah kembali dari makan siang.

“Oke, aku sudah tahu masalahmu sekarang. Akan aku jelaskan kenapa mejamu dipindah. Yang menyuruh memindahkan mejamu itu aku. Kenapa harus pindah? Karena kamu saat ini satu tim dengan Tomi untuk proyek terbaru divisi kita. Komunikasi kerja akan sangat sulit kalau meja kalian saling berjauhan. Itulah yang menyebabkan kini mejamu didekatkan dengan meja Tomi.”

Marno masih diam saja mendengar penjelasan itu.

“Trus, kenapa kamu menduga ini ulah Saiful?, Tanya Bu Ningsih lagi.

“Mungkinkah kamu memiliki masalah dengannya hingga dalam kondisi seperti ini kamu menuding nama Saiful berada di balik semuanya?”, kembali Bu Ningsih bertanya.

Cukup lama Marno diam. Dia tampak berpikir merangkai jawaban yang tepat atas pertanyaan tegas dari Bu Ningsih.

“Orang itu licik!”

“Maksudmu?”

“Aku tahu Saiful itu licik. Jadi pasti ini sebenarnya ulah dia kan. Dia tidak ingin aku duduk di dekatnya”,  suara Marno mulai sedikit meninggi.

Bu Ningsih berusaha menenangkan emosi Marno yang mulai panas. Dia tahu persis bahwa Saiful tidak memiliki niat seperti yang dituduhkan Marno.

Bagaimana kelanjutan kisah Marno? Kita tunggu di postingan berikutnya.

Bersambung..


9 thoughts on “Aku Gak Bisa Terima”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *