Pengalaman Merintis Startup Dari Nol

07. May 2021 Startup 0
Pengalaman Merintis Startup Dari Nol

Mungkin tidak pernah terbersit sebelumnya kesulitan apa yang bakal dihadapi saat mendapat tantangan untuk membuat startup baru lagi. Belum lagi kami (aku dan Ana) harus mencari ide bisnis sendiri, melakukan validasi ide bisnis sendiri, dan menjualnya sendiri, tanpa dibantu tim di JogjaCamp lainnya seperti saat membuat startup sebelumnya seperti Diskon.com, kulineran, Jejualan, Chat.co.id, unlimited.id, desk.id, dan yang terakhir Wunik.

Aku dan Ana memang sudah terbiasa jadi partner kerja saat membuat startup-startup itu. Jadi, bisa dibilang saat memutuskan akan memvalidasi ide bisnis kami sudah mendapatkan banyak pengalaman membuat usaha rintisan. Memang saat ini juga dari nol, tapi kami meyakini bahwa nol kami ini bukan dari nol kecil, tapi dari NOL BESAR. 

Pede? Ternyata salah besar! Tetap saja kami merasa belum siap apa-apa, mengingat sebelum ini banyak dibantu oleh tim bayangan di balik JogjaCamp. Tetapi kali ini kami harus maju tanpa didampingi JogjaCamp. Ya, kami berangkat sendiri. Beruntung, ada satu kawan yang bersedia membantu mengurusi teknikal, Almazary. Jadilah kami bertiga pada awal Januari 2021 resmi merintis startup.

Setelah melalui tahapan pencarian ide selama kurang lebih 1 bulan, akhirnya kami sepakat untuk memvalidasi ide bisnis aplikasi absensi online. Kami menyebut brand yang kami usung adalah Kerjoo.com, satu-satunya nama domain yang akhirnya kami beli di IDwebhost setelah menimbang-nimbang beberapa nama domain sebagai kandidat. 

Validasi Ide

Mengapa ide bisnis harus divalidasi? Mengapa tidak langsung eksekusi saja seperti sebelum-sebelumnya? 

Sah-sah saja sebuah ide bisnis langsung dieksekusi tanpa perlu divalidasi. Toh saat jalan bareng JogjaCamp juga pernah bikin startup yang beberapa hingga saat ini masih eksis, contohnya Jejualan. Tetapi sebenarnya banyak juga rintisan yang pernah aku kelola kenyataannya tidak semanis ekspektasi kami di awal. Sudah banyak startup kami yang tutup. Makanya kami tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.

Seorang mentor kami pernah menuliskan di blognya, 98% ide bisnis itu sampah! Wow, benar juga ya. Karena mencetuskan ide itu gampang banget. Tapi eksekusinya kadang yang zonk. Trus, bagaimana dong cara memvalidasi ide biar ga jadi sampah? Sebenarnya mudah, tetapi memang butuh ketelatenan, kesabaran, dan tahan godaan untuk berwisata bareng keluarga. Kami membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan sebelum akhirnya merasa yakin untuk menjual aplikasi absensi Kerjoo ke customer. Banyak yang bilang kami beruntung karena hanya dengan 1 bulan langsung berhasil dalam memvalidasi ide bisnis. Jangan salah, aku dan Ana sudah belajar dari membuat ide, memvalidasi, dan mengeksekusinya kurang lebih 13 tahun loh. Tentu saja yang 1 bulan ini kami belajar dari mentor andalan kami. Hahaha….

Sebagai gambaran agar validasi ide bisnis itu benar-benar layak dieksekusi dan dijual adalah kami tetap mencoba memasarkan produk prototipe kami ke target pasar yang sudah kami tentukan sebelumnya. Jadi saat responnya positif dan ada banyak calon pelanggan yang tertarik saat itulah waktu yang tepat untuk memutuskan ide ini valid. Fyi, saat memvalidasi ide Kerjoo ini kami menggunakan Google Ads, Facebook Ads, dan juga Instagram Ads. Terbukti ampuh untuk memvalidasi ide bisnis!

Kesimpulan

Itu saja sebagian kecil pengalaman kami saat mencoba memvalidasi ide bisnis Kerjoo sebelum kami pasarkan. Bila dihitung secara kasar kami butuh 1 bulan untuk merumuskan ide, dan 1 bulan dalam memvalidasi ide. Tetapi sebenarnya validasi ide yang kami lakukan tidak selama itu kok, karena waktu 2 bulan itu sudah termasuk develop website dan juga aplikasi di android dan iOS. Mending dicoba aja bikin ide bisnis dan validasi ide bisnis kamu. Kalau banyak yang tertarik langsung eksekusi. Nanti juga tahu!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *